buku motivasi dapat disusun berdasarkan kajian
Sebagaiseorang pendidik, cara saya memanfaatkan buku teks IPS dengan memadukan studi kritis pada zaman sekarang yaitu dengan mengaitkan peran IPTEK dalam kehidupan manusia pada zaman sekarang ini
kajianmateri karena objek kajian dapat dilihat pada keseharian. Tujuan penelitian untuk ikan. Metode penelitian ini deskriptif kuantitatif, untuk menemukan informasi kepraktisan bahan ajar yang disusun berdasarkan hasil penelitian, menggunakan model Buku Ilmiah Populer. ini dapat dipahami dengan baik 4 4 3 4 4 4 4 2 Isi/materi dalam .
e Kajian Motivasi Berprestasi 1) Definisi Motivasi Prestasi Motivasi memiliki akar kata dari bahasa Latin Movere, yang berarti gerakan atau dorongan untuk bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga suatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak (Atmaja, 2012, hal.319).
ViewBUKU EMKA 4112 at Universitas Terbuka. YAUMIL KHAIRAT, S.E Disusun berdasarkan : Sinkronisasi program SYB (Start Your Business) dari International Labor Organization (ILO)
Berdasarkankajian di atas, istilah bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu bahan/ materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Buku teks dapat juga menjadi wadah untuk menuliskan ide-ide terkait kebudayaan
Antenne 1 Stuttgart Single Der Woche. Tidak diragukan lagi bahwa motivasi adalah hal penting yang harus ada di dalam diri karyawan dalam melaksanakan tugas didalam sebuah organisasi. Kinerja salah satunya ditentukan oleh adanya motivasi, salah satunya adalah motivasi yang timbul dan berasal dari dalam diri atau disebut motivasi internal. Sangat banyak peneliti yang mengaitkan motivasi internal dengan kinerja dan kebutuhan seseorang untuk mengaktualisasikan diri. Makalah ini akan menyajikan kajian konseptual dari beberapa peneliti tentang teori kaitan motivasi internal dengan kinerja dan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri. Beberapa peneliti sepakat mengatakan bahwa motivasi intrinsik sangatlah penting, selain mempengaruhi kinerja, motivasi intrinsik juga merupakan wujud untuk memenuhi kebutuhkan untuk mengaktualisasikan diri. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 13 No 2, Oktober 2020 Hlm. 194-198 ISSN 1829-7935 Motivasi Intrinsik, Kinerja dan Aktualisasi Diri Kajian Konseptual Perkembangan Teori Akhmad Lutfi1, Ahmad Yahya Surya Winata2* 1 Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura 2 Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang No 02 Kamal Bangkalan Madura Jawa Timur 69162 *Email ahmadsuryawinata Naskah diterima 3 Agustus 2020, Revisi 17 September 2020, Terbit 29 Oktober 2020 DOI Abstrak Tidak diragukan lagi bahwa motivasi adalah hal penting yang harus ada di dalam diri karyawan dalam melaksanakan tugas didalam sebuah organisasi. Kinerja salah satunya ditentukan oleh adanya motivasi, salah satunya adalah motivasi yang timbul dan berasal dari dalam diri atau disebut motivasi internal. Sangat banyak peneliti yang mengaitkan motivasi internal dengan kinerja dan kebutuhan seseorang untuk mengaktualisasikan diri. Makalah ini akan menyajikan kajian konseptual dari beberapa peneliti tentang teori kaitan motivasi internal dengan kinerja dan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri. Beberapa peneliti sepakat mengatakan bahwa motivasi intrinsik sangatlah penting, selain mempengaruhi kinerja, motivasi intrinsik juga merupakan wujud untuk memenuhi kebutuhkan untuk mengaktualisasikan diri. Kata Kunci motivasi, intrinsik, aktualisasi diri, kinerja PENDAHULUAN Salah satu kebutuhan penting manusia dalam bekerja adalah motivasi. Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau mencapai suatu tujuan. Dalam beberapa hal, motivasi dapat berfungsi sebagai pengarah yang artinya mengarahkan seseorang dalam berbuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, serta motivasi juga dapat berfungsi sebagai penggerak yang artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan dapat diselesaikan. Sangat banyak peneliti yang khusus mendefinisikan motivasi, diantaranya Schiffman & Kanuk 2001 berpendapat mengenai motivasi, dimana “motivation can be described as the driving force within individuals that impels them to action”. Motivasi dapat dideskripsikan sebagai kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Selain itu McClelland 2008 juga mengatakan bahwa “achievement motivation is an activity to overcome or defeat a chalengge that aims for progress and growth”. Motivasi berprestasi merupakan suatu kegiatan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan yang bertujuan untuk kemajuan dan pertumbuhan. Motivasi sebagai sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Menurut Herzberg dalam Miner 2005, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan diri. Dua faktor itu disebutnya faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya, sedangkan faktor ekstrinsik memotivasi seseorang dari luar untuk mencapai kepuasan, termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Maslow 1965 mengatakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Salah satu diantaranya yaitu aktualisasi diri dimana kebutuhan akan aktualisasi diri itu sendiri dengan mendapatkan kepuasan dan menyadari potensi yang ada. McGregor 1966 mengemukakan mengenai dua pandangan manusia yaitu teori X negatif dan teori Y positif, Menurut teori X beberapa pengandaian yang dipegang manajer yaitu 1 karyawan tidak menyukai kerja mereka Lutfi, A & Winata, Motivasi Intrinsik 195 harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan; 2 karyawan akan menghindari tanggung jawab; 3 kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor yang dikaitkan dengan kerja. Kontras dengan pandangan negatif ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y 1 karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain; 2 orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran; 3 rata-rata orang akan menerima tanggung jawab; 4 kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif. Dari beberapa filosofi tersebut dapat dianalogikan bahwa dengan adanya motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sebagai wujud dari aktualisasi diri akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan. Dengan kata lain motivasi karyawan mengeksplorasi pemikiran mereka dengan membuat ide-ide baru dengan kreativitas mereka untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat berfungsi sebagai pengarah yang artinya mengarahkan perbuatan mencapai tujuan yang diinginkan, serta motivasi juga dapat berfungsi sebagai penggerak yang artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu, yang berarti seseorang melakukan suatu tindakan tidak berdasarkan dari dorongan-dorongan atau faktor-faktor lain yang berasal dari luar diri, contohnya self actualization need keinginan untuk mengaktualisasikan diri Maslow, 1965. Terbentuknya motivasi intrinsik itu sendiri terjadi karena adanya keinginan yang timbul secara alamiah dari dalam yang membangkitkan semangat menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai kepuasan atau tujuan, karena manusia selalu mempunyai naluri untuk mencapai sesuatu maka melalui motivasi intrinsik inilah dapat mendorong seseorang untuk terlibat dalam sebuah aktivitas dalam rangka merasakan kenikmatan sensasional Vallerand, 1992. Artikel ini disusun sebagai kajian teoritis yang menghubungkan motivasi intrinsik dengan aktualisasi diri dan kinerja. Sebagai bahan kajian akan digambarkan beberapa pendapat peneliti tentang motivasi intrinsik diantaranya adalah Titmuss, R. M. 1970, Deci, E. L. 1971 dan 1975, Edward, D. & Ryan, R. 1985, Deci, E. L., & Ryan, R. M. 1985, Pittman dan Heller 1987, Amabile, T. M., Hill, K. G., Hennessey, B. A., & Tighe, E. 1994, Amabile, T. M., Conti, R., Coon, H., Lazenby, J., & Herron, M. 1996, Ben-Ner, Putterman. 1998, Deci., & Ryan 2000 dan Dysvik, A., & Kuvaas, B. 2011. KAJIAN TEORITIS Beberapa pendapat peneliti tentang motivasi intrinsik menyebutkan bahwa motivasi intrinsik sangat berkaitan erat dengan kebutuhan seseorang untuk mengaktualisasi dirinya. Bahkan ada yang beranggapan motivasi intrinsik seseorang yang paling penting dalam bekerja adalah pekerjaan itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan motivasi intrinsik sangat mempengaruhi kinerja. Disamping itu ada hasil penelitian yang mengagetkan bahwa motivasi eksternal seperti imbalan berupa materi dapat merusak motivasi internal. Secara garis besar, beberapa pendapat peneliti digambarkan dalam tabel dibawah ini. Tabel 1. Definisi dan Penekan Konsep Teori Motivasi Intrinsik Membayar untuk mendapatkan darah akan merusak nilai-nilai sosial dan motivasi, dan mengarah pada kemauan yang lebih rendah untuk menyumbangkan darah Faktor eksternal dapat merusak motivasi intrinsik Umpan balik kinerja positif meningkatkan motivasi intrinsik Motivasi intrinsik dan kinerja Seseorang dikatakan secara intrinsik termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas ketika dia tidak menerima hadiah yang jelas kecuali aktivitas itu sendiri. Motivasi intrinsik dan aktualisasi diri Edward, D., & Ryan, R. 1985 Motivasi intrinsik mengacu pada proses di mana individu tertarik pada tugas itu sendiri, dan diarahkan sendiri untuk terlibat dalam pekerjaan Motivasi intrinsik dan aktualisasi diri 196 Jurnal Pamator Deci, E. L., & Ryan, R. M. 1985 Melakukan suatu kegiatan untuk kepuasan yang melekat Motivasi intrinsik dan aktualisasi diri Pittman dan Heller 1987 Imbalan dapat merusak motivasi intrinsik Faktor eksternal dapat merusak motivasi intrinsik Amabile, T. M., Hill, K. G., Hennessey, B. A., & Tighe, E. 1994 Motivasi intrinsik mengacu pada melakukan kegiatan untuk kepentingan dan kesenangan dari pekerjaan itu sendiri Motivasi intrinsik dan aktualisasi diri Amabile, T. M., Conti, R., Coon, H., Lazenby, J., & Herron, M. 1996 Motivasi intrinsik sering muncul dari reaksi positif individu terhadap tugas itu sendiri, seperti minat, keterlibatan, keingintahuan, kepuasan, atau tantangan positif, yang berfungsi sebagai jenis hadiah pekerjaan Motivasi intrinsik dan aktualisasi diri Ben-Ner., & Putterman. 1998 Motivasi intrinsik dapat menunjukkan 2 hal, yaitu kesenangan/ketertarikan pribadi khususnya ttg pengembangan profesional, serta ketertarikan pada hal lainnya seperti perhatian pada kebutuhan komunitasnya Motivasi intrinsik dan kinerja tidak ada fenomena tunggal yang mencerminkan potensi positif dari sifat manusia sebanyak motivasi intrinsik, kecenderungan yang melekat untuk mencari hal baru dan tantangan, untuk memperluas dan menggunakan kapasitas seseorang, untuk mengeksplorasi, dan untuk belajar Motivasi intrinsik dan kinerja Dysvik, A., & Kuvaas, B. 2011 Motivasi intrinsik membuat orang cenderung meningkatkan keterlibatan mereka dalam kegiatan terkait kerja Motivasi intrinsik dan kinerja HASIL PEMBAHASAN Faktor Eksternal Yang Merusak Motivasi Intrinsik Beberapa peneliti beranggapan bahwa ada faktor eksternal yang dapat merusak motivasi intrinsik. Titmuss 1970 menggambarkan kenyataan bahwa untuk mendapatkan darah untuk meyelamatkan hidup seseorang harus membayar, itu melemahkan nilai-nilai sosial dan motivasi, hal itu menyebabkan berkurangnya motivasi atau kemauan seseorang untuk menyumbangkan darah. Hal ini dapat dipahami bahwa motivasi intrinsik untuk berbuat baik akan terpengaruh secara negatif karena kenyataan perbuatan baik tersebut bermanfaat bagi orang lain dengan dinilai sebagai materi. Lebih gamblang lagi Pittman dan Heller 1987 mengatakan bahwa imbalan dapat merusak motivasi intrinsik. Ketika kompensasi menjadi tujuan utama dalam bekerja, berarti kompensasi telah merusak motivasi intrinsik untuk meyelesaikan suatu pekerjaan. Motivasi Intrinsik dan Kinerja Hubungan motivasi intrinsik terhadap kinerja sagat positif, hal itu disampaikan oleh beberapa peneliti antara lain Deci 1971 mengatakan umpan balik kinerja positif meningkatkan motivasi intrinsik. Umpan balik bisa berupa ungkapan yang berisi informasi tentang kinerja, jika informasi tersebut berisi informasi kinerja positif seseorang, maka akan meningkatkan motivasi intrinsik orang tersebut untuk meningkatkan kualitas kinerja. Motivasi intrinsik terlihat jika seseorang sudah merasa tertarik pada sebuah tugas dan berusaha terlibat lebih dalam dalam tugas, seperti yang disampaikan oleh Edward & Ryan 1985 yang mengatakan Motivasi intrinsik mengacu pada proses di mana individu tertarik pada tugas itu sendiri, dan diarahkan sendiri untuk terlibat dalam pekerjaan. Seseorang dikatakan termotivasi secara intrinsik untuk melakukan sebuah tugas jika orang tersebut memang tertarik untuk melakukan tugas tersebut dan berusaha untuk semakin terlibat dapam menyelesaikan tugas tersebut. Ini juga diamini oleh Dysvik & Kuvaas 2011 yang mengatakan Motivasi intrinsik membuat orang cenderung meningkatkan keterlibatan mereka dalam kegiatan terkait kerja. Ben-Ner & Putterman 1998 mengatakan bahwa motivasi intrinsik dapat menunjukkan 2 hal, yaitu kesenangan/ketertarikan pribadi khususnya ttg pengembangan profesional, serta ketertarikan pada hal lainnya seperti perhatian pada kebutuhan komunitasnya. Motivasi intrinsik akan mendorong seseorang lebih profesional dalam melakukan pekerjaan. Lutfi, A & Winata, Motivasi Intrinsik 197 Motivasi Intrinsik dan Aktualisasi Diri Deci 1975 juga mengatakan Seseorang dikatakan secara intrinsik termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas ketika dia tidak menerima hadiah yang jelas kecuali aktivitas itu sendiri. Jika seseorang termotivasi secara intrinsik untuk melakukan suatu aktivitas, makan dia kana menganggap bahwa melakukan aktivitas tersebut sudah menjadi reward karena dia mendapatkan kepuasan dengan melakukan aktivitas tersebut. Hal ini ditegaskan lagi oleh Deci & Ryan 1985 yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik itu jika seseorang melakukan suatu kegiatan untuk kepuasan yang melekat pada kegiatan tersebut. Hal ini juga dikatakan oleh Amabile 1994 yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik mengacu pada melakukan kegiatan untuk kepentingan dan kesenangan dari pekerjaan itu sendiri. Hal ini sangat jelas bahwa seseorang termotivasi secara intrinsik jika dia melakukan suatu kegiatan untuk kepentingannya dan kepuasan dari pekerjaan itu sendiri. Motivasi intrinsik sering muncul dari reaksi positif individu terhadap tugas itu sendiri, seperti minat, keterlibatan, keingintahuan, kepuasan, atau tantangan positif, yang berfungsi sebagai jenis hadiah pekerjaan. Jika seseorang mendapatkan reaksi yang positif setelah melaksanakan tugas, berarti dia telah termotivasi intrinsik untuk melaksanakan tugas tersebut. Tidak ada fenomena tunggal yang mencerminkan potensi positif dari sifat manusia sebanyak motivasi intrinsik, kecenderungan yang melekat untuk mencari hal baru dan tantangan, untuk memperluas dan menggunakan kapasitas seseorang, untuk mengeksplorasi, dan untuk belajar. Salah satu bentuk aktualisasi diri yang didapatkan oleh seseorang adalah mencari hal baru dan tantangan, itu semua timbul dalam motivasi intrinsik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian teori yang telah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik sangatlah penting, selain mempengaruhi kinerja, motivasi intrinsik juga merupakan wujud untuk memenuhi kebutuhkan untuk mengaktualisasikan diri. Motivasi intrinsik ini penting karena setiap individu mempunyai individual differences yang membedakan dengan orang lain. Individual differences ini meliputi kesenangan, tingkat kepuasan, kemampuan penyesuaian diri, tingkat emosi dan kerentanan. Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri, dimana dalam pandangan ini mereka percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan diri mereka sendiri bukan karena kesuksesan, pamor atau imbalan eksternal lainnya Rainey,1965. Sebagai contoh, karyawan yang sampai bekerja lembur karena ia merasa ingin memenuhi tanggung jawabnya dan segera menyelesaikan pekerjaannya, bukan karena kompensasi dana lebih yang akan ia dapatkan ketika ia bekerja lembur. Orang yang termotivasi secara intrinsik cenderung akan bekerja lebih keras dan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Ini berarti karyawan tersebut ingin memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya dan secara tidak langsung juga meningkatkan kinerja bukan karena motivasi eksternal seperti kompensasi berupa materi. Aktualisasi diri didapatkan ketika ketika karyawan termotivasi secara intrinsik dan timbul secara alami keinginan untuk belajar lebih dan bekerja lebih keras untuk mengejar pencapaian kinerja mereka semaksimal mungkin, dan tanpa disadari mereka telah mengeksplorasi keingintahuan mereka Ryan & Deci, 2000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik cenderung mendorong karyawan untuk lebih memfokuskan diri dalam pencapaian tujuan kinerja suatu organisasi Amabile et al, 1994; Ryan & Deci, 2000. DAFTAR PUSTAKA Amabile, T. M. 1993. Motivational Synergy Toward New Conceptualizations Of Intrinsic and Extrinsic Motivation in The Workplace. Human Resource Management Review. Vol 3 3. 185–201 pp. Amabile, T. M., Conti, R., Coon, H., Lazenby, J., & Herron, M. 1996. Assessing The Work Environment for Creativity. Academy of Management Journal. Vol 39 5. 1154–1184 pp. 198 Jurnal Pamator Amabile, T. M., Hill, K. G., Hennessey, B. A., & Tighe, E. 1994. The Work Preference Inventory Assessing Intrinsic and Extrinsic Motivational Orientations. Journal of Personality and Social Psychology. Vol 66 5. 950–967 pp. Ben-Ner, A., & Putterman, L. 1998. Economics, Values, and Organisations. Cambridge MA Cambridge University Press. Deci, E. L. 1971. Effects of Externally Mediated Rewards on Intrinsic Motivation. Journal of Personality and Social Psychology. Vol 18. 105–115 pp. Deci, E. L. 1975. Intrinsic motivation. New York Plenum Press. Deci, E. L., & Ryan, R. M. 2000. Self-Determination Theory and The Facilitation of Intrinsic Motivation, Social Development and Well-Being. American Psychologist. Vol 55. 68–78 pp. Edward, D., & Ryan, R. 1985. Intrinsic Motivation and Self-determination in Human Behavior. New York Pantheon. Pittman, T. S. and J. F. Heller 1987. Social Motivation. Annual Review of Psychology 38. 461–489 pp. ... When a person's basic requirements are satisfied, Maslow says that person will move on to focus on satisfying the next need [25]. The fulfillment of one's own wants, Maslow maintains, is a primary drive for human action [26]. Human needs are categorised as follows in Abraham Maslow's hierarchy of needs theory; Phsycological needs, Safety requirement, Social needs, The need for esteem, and Self-actualization need [27]. ...... When a person's basic requirements are satisfied, Maslow says that person will move on to focus on satisfying the next need [25]. The fulfillment of one's own wants, Maslow maintains, is a primary drive for human action [26]. Abraham Maslow's theory of human motivation classifies needs as follows physiological, psychological, social, esteem, and self-actualization [27]. ...Nur'aeniAbu MunaJoko Purnomo Abdul Razak MunirEvery employee wants to succeed, thus many are loyal. Some company loyalists seek justice. Businesses must encourage employee performance to succeed. Motivation, compensation, and work environment affect employee performance. This study analyzes and provides evidence that motivation, compensation, and work environment improve employee performance. This literature review article develops a conceptual framework for employee performance based on motivation, compensation, and work environment theories. According to the literature review, motivation, compensation, and work environment can boost employee performance and corporate performance. This study supports Abraham Maslow's theory The Need Hierarchy Model that motivation substantially influences human behavior. Motivation directs persons to their needs. A leader must know his subordinates' requirements. This study's research model and arguments can advance corporate or business management and administration discussions. This research is relevant for future quantitative, qualitative, and mixed-methods research.... Motivasi merupakan salah satu cara yang logis untuk menumbuhkan dorongan hasil kerja Purwanti et al., 2021. Kinerja salah satunya ditentukan oleh adanya motivasi dan tidak dapat diragukan bahwa pentingnya motivasi dimiliki bagi karyawan untuk dapat melaksanakan tugasnya Lutfi & Winata, 2020. Motivasi diyakin dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan Sari et al., 2021. ...This study aims to determine the effect of motivation on employee performance in the new normal condition of covid-19. The data used are primary and secondary data, namely data sourced from direct observations and interviews with company respondents located in the city of Makassar engaged in the sale of building materials distributors. The analytical method used is descriptive and statistical. Motivation has a significant influence on employee performance. This means that the better the motivation, the better the employee's performance. The motivation-forming indicators that are built are interpersonal communication, leadership and prove to be able to become motivational supporting factors in the new normal conditions of Covid-19... Tuntutantuntutan tersebut dapat sebagai dorongan penggerak untuk mencapai aktualisasi diri. Apabila individu memiliki motivasi internal yang baik, maka dapat merupakan salah satu wujud dalam upaya mencapai aktualisasi diri Lutfi & Winata, 2020. ...Dorce Trifena KalawalyBerliana Henu CahyaniTA. Prapancha HaryAktualisasi diri adalah suatu upaya untuk mengembangkan bakat, kreatifitas, daya berpikir, tingkah laku, atau aktifitas lainnya yang menghubungkan individu dengan lingkungan sekitar. Secara fisik perubahan yang terjadi pada seseorang merupakan proses pengembangan diri. Aktualisasi diri dapat terjadi pada setiap individu tidak terkecuali individu dengan orientasi seksual yang menunjukkan ketertarikan kepada perempuan dan laki-laki atau yang dikenal sebagai biseksual. Proses aktualisasi diri pada mahasiswa biseksual adalah bentuk mengekspresikan jati diri dari potensi yang dimiliki dengan ketertarikan seksual berbeda pada umumnya. Tujuan pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktualisasi diri pada mahasiswa biseksual. Pendekatan fenomenologi digunakan untuk melihat peristiwa yang terjadi secara nyata. Teknik pengambilan data melalui tahap observasi dan wawancara. Hasil penelitian pada ketiga subjek ditemukan adanya faktor- faktor yang berperan terhadap aktualisasi diri, yaitu budaya, norma, aturan, adat istiadat, lingkungan sosial pertemanan, orangtua, dan keluarga, tuntutan akademik, dan profesional pekerjaan. Proses aktualisasi diri ditentukan melalui respon dan kondisi lingkungan dengan cara dan waktu yang berbeda. Edward L DeciConducted 2 laboratory and 1 field experiment with 24, 24, and 8 undergraduates to investigate the effects of external rewards on intrinsic motivation to perform an activity. In each experiment, Ss performed an activity during 3 different periods, and observations relevant to their motivation were made. External rewards were given to the experimental Ss during the 2nd period only, while the control Ss received no rewards. Results indicate that a when money was used as an external reward, intrinsic motivation tended to decrease; whereas b when verbal reinforcement and positive feedback were used, intrinsic motivation tended to increase. Discrepant findings in the literature are reconciled using a new theoretical framework which employs a cognitive approach and concentrates on the nature of the external reward. 26 ref. PsycINFO Database Record c 2012 APA, all rights reservedHuman beings can be proactive and engaged or, alternatively, passive and alienated, largely as a function of the social conditions in which they develop and function. Accordingly, research guided by self-determination theory has focused on the social-contextual conditions that facilitate versus forestall the natural processes of self-motivation and healthy psychological development. Specifically, factors have been examined that enhance versus undermine intrinsic motivation, self-regulation, and well-being. The findings have led to the postulate of three innate psychological needs-competence, autonomy, and relatedness-which when satisfied yield enhanced self-motivation and mental health and when thwarted lead to diminished motivation and well-being. Also considered is the significance of these psychological needs and processes within domains such as health care, education, work, sport, religion, and 1. An 2. Conceptualizations of Intrinsic Motivation and II Self-Determination 3. Cognitive Evaluation Theory Perceived Causality and Perceived 4. Cognitive Evaluation Theory Interpersonal Communication and Intrapersonal 5. Toward an Organismic Integration Theory Motivation and 6. Causality Orientations Theory Personality Influences on III Alternative 7. Operant and Attributional 8. Information-Processing IV Applications and 9. 10. 11. 12. Author children love to play and to learn. They are active, curious, and eager to engage their environments, and when they do they learn. To some extent adults also love to play and to learn. When people are playing and learning in this eager and willing way, they are intrinsically motivated. Throughout life, when they are in their healthiest states, they are active and interested, and the intrinsically motivated behaviors that result help them acquire knowledge about themselves and their Work Preference Inventory WPI is designed to assess individual differences in intrinsic and extrinsic motivational orientations. Both the college student and the working adult versions aim to capture the major elements of intrinsic motivation self-determination, competence, task involvement, curiosity, enjoyment, and interest and extrinsic motivation concerns with competition, evaluation, recognition, money or other tangible incentives, and constraint by others. The instrument is scored on two primary scales, each subdivided into 2 secondary scales. The WPI has meaningful factor structures, adequate internal consistency, good short-term test-retest reliability, and good longer term stability. Moreover, WPI scores are related in meaningful ways to other questionnaire and behavioral measures of motivation, as well as personality characteristics, attitudes, and S PittmanJ F HellerPittman, T. S. and J. F. Heller 1987. Social Motivation. Annual Review of Psychology 38. 461-489 pp.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_84972" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Admin shutterstock"][/caption] Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman. Pada umumnya, buku nonfiksi merupakan penyempurnaan buku yang telah ada. Berdasarkan isinya, buku nonfiksi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu buku biografi, buku pendamping, buku literatur, dan buku motivasi. Buku biografi adalah buku yang berisi riwayat hidup seseorang. Buku itu ditulis untuk mendokumentasikan peristiwa penting yang dialami seseorang. Tentu buku biografi ditulis agar dapat menginspirasi pembacanya. Karena itu, buku biografi ditulis berdasarkan kelebihan atau keunggulan tokohnya. Buku pendamping adalah buku yang berfungsi untuk mendampingi buku utama. Biasanya buku pendamping disebut pula buku pengayaan. Jadi, buku pendamping ditulis setelah ada buku utama. Sebagai contoh, buku pelajaran untuk anak sekolah. Kajian buku pelajaran itu masih bersifat umum. Jadi, buku pelajaran memerlukan buku pendamping untuk menjelaskan buku utama. Mengapa? Karena ada beberapa bagian dari buku utama yang tidak dijelaskan dalam buku utama. Ini disebabkan space atau pedoman penulisan buku utama tersebut. Buku literature adalah buku yang difungsikan sebagai rujukan kajian keilmuan. Buku literature sering disebut diktat atau buku kuliah. Buku literatur sering ditulis berdasarkan penelitian. Jadi, buku ini mempunyai kadar keilmiahan sangat tinggi. Maka, buku ini sering ditulis dosen atau peneliti. Buku motivasi adalah buku yang berisi kajian psikologis untuk membangkitkan gairah atau semangat pembacanya. Buku motivasi dapat disusun berdasarkan kajian keagamaan dan moral. Buku motivasi sering ditulis oleh entrepreneur. Dengan membaca buku motivasi, pembaca merasa mendapatkan energy baru untuk meneruskan hidup. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui kelebihan-kelebihan buku nonfiksi. Ada tiga kelebihan sebuah buku nonfiksi, yaitu masa edar lebih lama, nilai royalty lumayan tinggi, dan tidak dibatasi kurikulum. Masa Edar Lebih Lama Buku nonfiksi memang mempunyai masa edar yang lebih lama. Kita mudah mendapatkan buku nonfiksi meskipun sudah berumur tua. Mengapa? Karena buku nonfiksi sering dicetak ulang. Ini tentu menarik dan menjadi nilai lebih. Buku itu akan menjadi magnet pembacanya. Terlebih jika buku itu berisi masalah yang dibutuhkan masyarakat pembaca. Maka, jangan heran jika ada buku yang dicetak ulang sampai 10 kali edisi. Luar biasa! Nilai Royalti Lumayan Tinggi Harga buku nonfiksi memang lumayan mahal. Berkisar Rp - Rp Sangat tinggi jika memang buku itu sangat berarti dan ditulis dengan edisi ekslusif. Maka, itu berarti pula bahwa penulisnya akan mendapat royalty yang lumayan banyak royalty berkisar 5%-10%. Nah, Anda dapat menghitung jika buku itu dicetak di atas eks. Tentu buku itu akan menggelembungkan tabungan penulisnya. Tidak Dibatasi Kurikulum Ini adalah keistimewaan buku nonfiksi. Buku nonfiksi memang ditulis tanpa batas waktu edar. Jadi, buku nonfiksi tidak dibatasi kurikulum atau kebijakan pemerintah. Selagi masyarakat memerlukan buku itu, penerbit akan menerbitkan buku itu. Jadi, sekali terbit, pembaca akan mencari dan membelinya. Penulis menyusun buku itu tanpa khawatir atau takut jika kurikulum berubah. Begitulah pengalaman saya ketika menulis buku nonfiksi. Alhamdulillah, saya telah menerbitkan 5 buah buku nonfiksi. Tentu saya berharap pembaca berkenan menerima buku itu. Tidak hanya menerima, tetapi pembaca juga membelinya he..he..he..... Demikian tulisan saya pagi ini. Semoga tulisan ini mampu membangkitkan semangat menulis rekan-rekan. Yakinlah bahwa menulis buku dapat mengubah paradigma negative tentang menulis. Amin. Terima kasih. 1 2 Lihat Catatan Selengkapnya
buku motivasi dapat disusun berdasarkan kajian